- Orang pintar mampu menganalisa dan mengajar bagaimana menjadi kaya, membuat strategi untuk menjadi orang kaya . Adapun orang kaya itu pandai mencari orang pintar untuk menganalisis mengapa dia kaya.
- Orang pintarpandaimemberi jawaban untuk orang kaya, sedangkan orang kaya pandai memberi pertanyaan buat orang pintar.
- Orang pintar memiliki kompetensi untuk kaya, sedangkan orang kaya memiliki uang untuk kompetensi.
- Orang pintar memutuskan segala sesuatu dengan rasio. Sedangkan orang kaya memutuskan banyak hal dengan keberaniab dan intuisi.
- Orang pintar memiliki kapital tak berwujud dengan harta yang sangat terbatas (intangible capital limited assets) , sedangkan orang kaya memiliki kapital berwujud dengan harta tanpa batas (tangible capital unlimited assets).
- Orang pintar itu menganalisis dengan masukannya (input) biaya – cost and benefit, sedangkan orang kaya memikirkan keluaran (output) berupa keuntungan – untung dan rugi.
- Orang pintar sangat memperhitungan risiko, sedangkan orang kaya menghitung peluang.
Ketika kedua faktor itu digabungkan, hasilnya lebih mencengangkan. Sebuah matriks yang menarik untuk dikaji lebih dalam lagi. Dengan klasifikasi matriks ordinat kaya dan absis pintar.
Maka ada empat tipe manusia yang sangat berbeda satu dari yang lain dengan gaya hidup dan kontribusi yang bagai bumi dan langit, sangat jauh bedanya.
- Tidak pintar alias bodoh dan tidak kaya .Kita tidak perlu membahas karena memang tidak akan mendapatkan sesuatu pelajaran yang untuk dikerjakan, hanya sekelumit catatan apa yang tidak dikerjakan. Ini adalah objek dari ketiga jenis manusia lain untuk dikembangkan agar masuk ke tiga kategori yang bisa berkontribusi buat masyarakat sekitar. Lebih sedih lagi kalau ada manusia yang sudah bodoh, miskin, tetapi sombong. Biasanya jadi tukang teriak di lapangan untuk program apa saja asal dapat bayaran dua puluh ribuan. Bagi yang jahat, ini sumber eksploitasi dan manipulasi.
- Pintar tetapi tidak kaya.Artinya, ia memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, tetapi tidak mampu mengonversinya menjadi tumpukan harta. Mungkin terkena sindrom teori mengawang dan tidak down to earth atau memang idealis sehingga materi bukan menjadi tujuan hidupnya. Kekuatan intelektual menjadi passion-nya dan yang dicari adalah kemapanan akademis dan menciptakan ilmu atau teori baru .
- Kaya tetapi tidak pintar. Bisa karena warisan atau hoki tetapi tidak mampu menuangkan untuk membuat orang lain mendapat pencerahan. Dalam jangka pendek, keberuntungan memang bisa terjadi beberapa kali, tetapi tidak selamanya. Dalam jangka panjang bisa berbahaya kalau tidak mencoba mencari kepintaran dengan harta yang dia miliki.
- Orang kaya dan pintar. Ini yang paling ideal. Mampu menerangkan mengapa ia kaya dan mampu membagikan ilmunya bagi orang yang mau mempelajarinya. Ini yang akan sustain dalam jangka panjang. Kinerjanya akan menghasilkan keluaran yang berlipat ganda dibandingkan dengan ketiga yang lain. Jangan heran, yang keempat ini akan semakin kaya dan semakin pintar. Menguasai harta dan membuatnya beranak pinak secara asimptotis.
Manusia jenis keempat akhirnya akan memilih jalur pengusaha, bukan profesional. Manusia ini memiliki keberanian dan semangat yang membuat orang biasa menjadi terkagum-kagum, tetapi tidak merasa yang ia lakukan sesuatu yang aneh. Bill Gates dan Steve Jobs adalah orang pintar yang bukan lulusan sekolah formal, tetapi bisa menjadi orang kaya yang mempengaruhi dunia.
Chairul Tanjung adalah contoh manusia yang berusaha dari bawah dan mampu menjadi pintar dan kaya karena kegigihan yang luar biasa. T.P. Rachmat dan Sandiaga Uno adalah sosok profesional yang akhirnya jadi pengusaha. Karena pintar, keduanya jadi kaya. Segala jalur bisa ditempuh asal memiliki kemauan dan keberanian untuk jadi pintar di bidangnya, yang akhirnya berani melompati tembok kemapanan.
No comments:
Post a Comment